Sabtu, 21 November 2009

Surat untuk Guruku

Saat semakin redup tatapmu membelai sukma
Saat itulah aku menggigil untuk yang pertama
Saat semakin halus setiap kata, saat itu semakin tajam
Ketakutan dalam rongga

Peluh yang bergemuruh tak nyata
Kesan akan sayangmu reda
Padahal tak kusadar rasa ketakutanku
Hanya pedang tumpul semata

Uraian kata mutiaramu
Cukup mampu bagiku menggali sejuta makna
Hanya sedikit saja yang mampu kuserap
Lewat isap jari titelmu
Kau pasrah tanpa kebanggaan
Kau diam tanpa pengharapan
Karna itu kau sadar di bawah tangan lebarmu
Masih ada tangan takdir TuhanMu

Wahai guruku kesayangan, kebanggaan Tuhanku
Pastikan kecewa yang tersirat
Saat aku membisu dalam sekian banyak soalmu
Saat diriku yang tak dapat mengais kepandaianmu
Masih adakah kesempatan di esok hari bagiku?
Maka akan kutunjukkan wajah ketakutan
Yang berjanji untuk hilang dari keputus-asaan

0 komentar:

Posting Komentar

Secret © 2008 Template by:
SkinCorner